
Makassar – Dinas Pendidikan Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat sebanyak 16.584 siswa dipastikan lulus dari jenjang sekolah dasar (SD) pada tahun ajaran ini. Namun, daya tampung sekolah menengah pertama (SMP) negeri melalui sistem penerimaan murid baru (SPMB) 2025 hanya sanggup menerima 13.696 siswa.
“Perkiraan yang akan lari ke swasta itu 8.099, itu analisa sementara, itu perkiraan kita akan terjadi. Dukungan swasta wajib sukseskan wajib belajar ini,” kata Kabid SMP Disdik Makassar Sutardin kepada wartawan, Rabu, 21 Mei 2025.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Makassar, (Kadisdik) Andi Bukti Djufrie, menambahkan kesiapan pihaknya dalam menyelenggarakan SPMB jenjang SD dan SMP yang dijadwalkan berlangsung pada Juni hingga Juli 2025. Ia mengonfirmasi bahwa data sekolah, jumlah lulusan, serta daya tampung telah dilaporkan sebagai bagian dari persiapan teknis.
“Juknisnya sudah kita kirim ke Jakarta (kementerian), kemudian daya tampungnya juga sudah selesai,” ujar dia.
Andi Bukti menjelaskan bahwa jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (rombel) jenjang SD ditetapkan sebanyak 28 siswa. Sementara untuk jenjang SMP kapasitas maksimal satu rombel ditentukan sebanyak 32 siswa.
“Kita sudah komitmen dengan teman-teman kepala sekolah, bahwa khusus SD tidak ada lagi penambahan, cuma 28 satu rombel, kemudian untuk SMP 32, kalau ada yang menyalahi ini, karena kita sudah komitmen semua, kepala sekolahnya yang akan kena (sanksi). Pasti akan ada sanksi yang diberikan kepada kepala sekolah,” ungkap dia.
Dia menyebut siswa yang tidak tertampung di SMP negeri akan diarahkan mendaftar di sekolah swasta lantaran jumlah pendaftar yang melebihi daya tampung sekolah negeri masih mungkin dialihkan seluruhnya ke sekolah swasta.
“Kita bawa sekolah-sekolah swasta, banyak swasta. Sebanding, karena kan ada swasta juga, kecuali kalau swasta justru swasta lebih besar sekolahannya daripada kita di negeri (over), jadi ada dibackup,” tandas dia.
Walkot Sarankan Ribuan Siswa SD Terancam Tak Masuk SMPN Pilih Swasta
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin alias Appi menanggapi ribuan lulusan SD yang tak tertampung di SMP negeri lewat SPMB 2025. Ia meminta Dinas Pendidikan Makassar segera berkoordinasi dengan sekolah swasta untuk mengatasi persoalan itu.
“Ini yang harus dipikirkan bersama, saya mengajak Disdik berkomunikasi dengan kepala sekolah swasta ini. Supaya pendistribusian (siswa) bisa berjalan dengan baik,” kata Appi di Kantor Balai Kota, Rabu (21/5).
Appi menyebut siswa yang tidak tertampung di SMP negeri terpaksa memilih sekolah swasta. Meski begitu, Pemkot berkomitmen mencari solusi agar persoalan ini tak terus berulang tiap tahun.
“Kan ada pilihan-pilihan di SMP swasta, inilah yang akan kita koordinasikan secara detail. Artinya begini, daya tampung di SMP harus kita tahu betul supaya persoalan ini tidak menjadi persoalan berlarut setiap tahunnya,” ujar dia.
Appi meminta Disdik Makassar mengkaji secara mendalam kebutuhan ruang kelas dan sekolah baru. Ia menegaskan penambahan kelas atau pembangunan sekolah negeri harus tetap mempertimbangkan keberlangsungan sekolah swasta.
“Kalau memang dibutuhkan tambahan sekolah, tambahan kelas, berapa banyak yang dibutuhkan? Apakah dengan menambah sekolah negeri, bagaimana dengan posisi sekolah swasta,” papar dia.
Namun yang terpenting, kata Appi, kualitas pendidikan harus dimaksimalkan. Ia menegaskan sekolah swasta pun wajib memenuhi standar mutu pendidikan yang baik.
“Tetapi perlu diperhatikan lagi adalah kualitas pendidikan untuk anak mendapatkan pendidikan yang bermutu, bagaimana kurikulum, akses ke sekolah yang akan menampungnya. Harus kita duduk benar-benar seluruh stakeholder pendidikan harus membahasnya bersama,” tandas Appi.
Editor: (AUD)