
Bantaeng – Pimpinan Daerah (PD) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Bantaeng menggelar resepsi milad IPM yang ke-64 tahun di Tribun Pantai Seruni, Kamis, 31 Juli 2025. Gelaran ini menandai IPM Bantaeng sebagai daerah pertama yang menggelar resepsi milad di tingkat Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menariknya, resepsi milad itu bukan agenda tunggal. Sepekan sebelumnya, Pimpinan Daerah dan panitia milad menggelar IPM Bantaeng Competition, sebagai rangkaian milad IPM ke-64 tahun yang berlangsung hari ini.
Menurut ketua panitia pelaksana, Husnul Khatimah, IPM Bantaeng Competition digelar sebagai upaya menggembirakan kader se-Bantaeng, dengan melibatkan semua Pimpinan Ranting dan Cabang, menyongsong resepsi milad. Selain itu, ajang lomba-lomba juga menguatkan solidaritas dan silaturahmi antar kader.
“Sebagai organisasi pelajar, IPM harus hadir dengan gaya yang tidak kaku. Selain sebagai organisasi dengan konsentrasi pengembangan pengetahuan, bakat dan minat kader kami juga harus tersalurkan dengan baik, IPM Bantaeng Competition ini adalah wadah yang tepat,” tutur Husnul.
Ajang itu menghadirkan sejumlah lomba yang beragam, mulai dari bidang keagamaan, seni dan olahraga. “Mulai lomba adzan, syarhil Qur’an, menulis cerpen, puisi, sepak takraw, futsal, voli pi dan bulu tangkis pi,” kata Husnul.
Tak lupa, ia menyampaikan terima kasih kepada pihak Dinas Pendidikan Olahraga (Dispora) Bantaeng yang telah menyediakan fasilitas selama ajang lomba berlangsung.
“Dispora telah memfasilitasi kami tempat, mulai dari Gedung Olahraga dan Tribun Pantai Seruni. Terima kasih juga kepada Kopi Djappae yang telah bersedia menjadi sponsor kegiatan kami, semoga Allah membalas kebaikan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan kami,” tandas Husnul.
Ketua Umum PD IPM Bantaeng, Rudianto menyebut ajang lomba rangkaian milad menjawab sejumlah tantangan pelajar kini, termasuk krisis literasi yang menjadi keluhan bersama banyak pihak.
“IPM Bantaeng Competition tak sekadar kegiatan seremonial, selain menggembirakan, juga membuka ruang bagi kader mengimplementasikan bakat dan minat mereka. Krisis literasi yang sering jadi topik di tempat-tempat diskusi, telah kami ejawantahkan dalam bentuk lomba menulis cerpen,” tegas Rudi.
Ia lalu menyitir tema milad IPM ke-64 dan berkomitmen mewujudkannya dalam bentuk kerja nyata untuk kemajuan kader, sebagai unsur penting dalam menentukan masa depan daerah.
“Tema ‘Karya Pelajar untuk Indonesia Raya’ ini menegaskan pentingnya kontribusi kita. Karena itu, kami berkomitmen hadir dan berdampak, termasuk menawarkan solusi atas polemik yang ada, khususnya dalam sektor pendidikan,” kata dia.
“Masalah literasi, didukung dengan IPM Bantaeng Competition. Agar pelajar meningkatkan minat literasi, menyediakan wadah bagi mereka, itulah yang penting,” tambah Rudi.
Sekretaris Daerah Bantaeng, Abdul Wahab, mewakili Bupati Bantaeng, Fathul Fauzy Nurdin menyebut kehadiran dirinya sebagai simbol kecintaan terhadap organisasi pelajar, termasuk yang bertalian dengan Muhammadiyah.
“Ada Monev Triwulan, tapi karena acaranya keluarga Muhammadiyah, saya bilang, saya harus hadir,” ujar Wahab disambut riuh tepuk tangan.
Ia menyampaikan terima kasih secara khusus kepada PD IPM Bantaeng atas kiprah dan dedikasinya selama ini. Bagi Wahab, IPM adalah salah satu organisasi yang telah berkontribusi lebih dalam melahirkan manusia berkualitas, khususnya di level pelajar.
“Mewakili Pemerintah Kabupaten Bantaeng, terima kasih kepada anak-anak IPM yang masih sangat peduli dengan kondisi literasi kita. IPM ini memang menjadi panutan bagi kebanyakan organisasi yang lain,” imbuh dia.
Selama ini, berdasarkan pengalamannya, Wahab menyebut IPM sebagai organisasi pelajar yang sangat aktif. Indikatornya, kata dia, kader-kader IPM Bantaeng hampir setiap saat melaporkan kegiatan produktif ke pemerintah kabupaten.
Melihat antusiasme itu, Wahab menjamin pemerintah Bantaeng akan terus memberikan dukungan yang bermakna bagi IPM.
“Saya kira, di tingkat organisasi pelajar, yang dominan berkegiatan memang anak-anak Muhammadiyah. Hal yang penting adalah kegiatan mereka harus diberikan dukungan, agar tak ada hambatan. Tadi juga disampaikan bahwa minat literasi kita tinggi tapi butuh wadah, tolong dikomunikasikan dengan Pemkab,” tandas dia.
Di Akhir sambutan, Wahab menyebut dirinya tak terikat secara struktur dengan Muhammadiyah. Hanya saja, bagi dia, bertemu dengan kader-kader Muhammadiyah memberinya kesempatan menyerap inspirasi.
“Bagusnya kalau bergaul dengan orang Muhammadiyah karena banyak ilmu didapat, karena mereka semua rajin belajar, rajin membaca,” dedah Wahab.
Wakil Ketua PDM Bantaeng, Nurdin Halim, yang juga sebagai Ketua Ikatan keluarga Alumni (IKA) IPM Bantaeng merasa bahagia dan sumringah menyaksikan PD IPM Bantaeng aktif berkegiatan tanpa dorongan lain, selain keikhlasan mengemban amanah dakwah.
“Mencerminkan sebuah kegiatan yang terlegitimasi, tidak dimobilisasi. Hari ini kita diperlihatkan banyak sekali kepalsuan dan ketidakjujuran,” tutur Nurdin saat menyampaikan amanah Resepsi Milad IPM ke-64 tingkat Bantaeng.
Soal tema milad, Nurdin Halim mengenang masa-masa IPM yang telah berulang kali beradaptasi dengan situasi dan kondisi.
“IPM hari ini ditantang untuk menyongsong Indonesia Raya, hari ini usianya sudah 64 tahun. IPM dalam dinamika zaman, pernah bermetamorfosis menjadi IRM karena perubahan kondisi politik, lalu kembali lagi menjadi IPM pada tahun 2008. Hal ini menegaskan kekuatan adaptasi IPM telah teruji,” kata dia.
Bagi Nurdin, usia IPM yang telah melebihi setengah abad, telah melahirkan sejumlah tokoh penting, tak hanya internal Muhammadiyah, tetapi juga sektor kebangsaan. Tiga diantara tokoh penting itu, kata dia, adalah Soekarno, Jenderal Soedirman dan Soeharto, sebagai tokoh penting dalam dinamika politik Indonesia.
Disisi lain, Nurdin juga menyebut Muhammadiyah tetap eksis menjalankan tugas dan tanggung jawab di Bantaeng, salah satu faktornya adalah intensitas pengkaderan yang dilaksanakan IPM di setiap masa.
“Muhammadiyah dan Aisyiyah eksis karena kesinambungan pengkaderan mata rantai. Mulai dari IPM, IMM, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah,” tutur Nurdin.
Ia lalu menimpali Sekda Bantaeng, Abdul Wahab yang menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi yang menginspirasi. “Jadi kalau pak Sekda mengaku mendapat wawasan baru setiap ketemu dengan orang Muhammadiyah, itu karena pengkaderan kami aktif,” kata dia.
Terakhir, Nurdin menegaskan semua masalah yang berhasil diidentifikasi oleh kader IPM harus diselesaikan secara bersama, termasuk kolaborasi dengan Pemkab Bantaeng.
Selain IPM Bantaeng Competition dan Resepsi Milad, PD IPM Bantaeng juga menggelar rangkaian Arisan Pemikiran, yang melibatkan Mantan Ketua PDM Bantaeng, Amri Pakkanna, Wakil Ketua MPI PDM Bantaeng Agusliadi Massere, dan Ketua Majelis Dikdasmen PDM Bantaeng Firdaus Manaf.
Menurut Ketua PD IPM Bantaeng, Rudianto, Arisan Pemikiran itu memberi wadah kepada sejumlah kader yang juga pernah berkiprah di IPM, untuk menceritakan pengalaman dan masukan bagi perkembangan dan kemajuan organisasi.
Diketahui, Amri Pakkanna berkesempatan membahas tema ‘IPM Bantaeng Sebagai Lumbung Kader Penerus Muhammadiyah, Agusliadi mengurai materi tentang Gerakan Ilmu IPM Bantaeng, sementara Firdaus Manaf membahas ‘Iron Stock IPM Bantaeng sebagai pengelola amal usaha, baik di sektor pendidikan, kesehatan dan lembaga sosial’.
Editor: Agus Umar Dani