Misi Hijau GROW Sipakaraja GLI 5: Tanamkan Spirit Ekologis Generasi Muda Gowa

Momen Tim Sipakaraja mengajak siswa SD Inpres Kampung Mejang memanfaatkan botol bekas jadi karya kreatif. (Istimewa)

Gowa – Kelompok Green Innovation Week (GROW) Sipakaraja Green Leadership Indonesia (GLI) Batch ke-5 menanamkan kesadaran ekologi kepada peserta didik salah satu sekolah Gowa, Selasa, 2 Desember 2025. Penanaman kesadaran ekologi itu dimulai dengan memanfaatkan botol bekas sebagai bahan dasar pembuatan celengan.

Pagi hari, tim Sipakaraja menggelar lokakarya daur ulang di SD Inpres Kampung Mejang, Kecamatan Bontonompo. Awalnya, Muliana Mursalim memahamkan peserta secara teoritis–tentang gaya hidup ramah lingkungan alias green life style. Sampah-sampah yang tidak bisa terurai oleh alam bisa dimanfaatkan untuk kreativitas yang bermanfaat.

GLI 5
Momen edukasi pemanfaatan botol bekas jadi karya bermakna. (Istimewa)

Tim merancang aktivitas itu untuk menumbuhkan pemahaman anak sekolah bahwa sampah bisa bernilai guna jika dikelola dengan tepat. Interaksi peserta GLI dengan siswa berlangsung meriah, siswa aktif bertanya, mencoba, dan menunjukkan karya yang mereka hias sendiri.

Giat itu mendapat respons positif Kepala Sekolah, Hairuddin yang menyebut edukasi itu memberi pengalaman baru yang menyenangkan bagi peserta didiknya.

“Anak-anak sangat antusias. Mereka tidak hanya belajar tentang sampah, tetapi juga melihat sendiri bagaimana barang tak terpakai bisa menjadi sesuatu yang bernilai. Kami sangat terbantu dengan pendekatan kreatif seperti ini,” ujar Hairuddin.

Kolaborasi Lintas Sektor Perkuat Gerakan Ekologi Gowa

Siang hari, tim Sipakaraja melanjutkan aktivitas di Perpustakaan Daerah Gowa, yang menghadirkan banyak pihak, mulai dari pegiat literasi, kelompok Taman Bacaan Masyarakat, serta komunitas pendidikan nonformal. Forum ini menjadi ruang dialog mengenai peran komunitas dalam memperkuat gerakan lingkungan di tingkat lokal.

Diskusi ini melahirkan komitmen dan kesepakatan awal untuk membentuk komunitas anak muda pro-ekologi, yang diharapkan menjadi motor penggerak aksi ekologis di Kabupaten Gowa.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gowa, Mustamin Raga, menilai kegiatan ini sangat relevan dengan fungsi perpustakaan sebagai pusat pembelajaran masyarakat.

“Hari ini kita melihat bahwa perpustakaan bisa menjadi ruang berkumpulnya banyak gagasan, termasuk gagasan ekologis. Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk mendorong budaya literasi yang peka terhadap isu lingkungan,” jelas dia.

Sementara itu, Ketua Tikar Baca Pelangi, Fathul Mubarak, turut menyampaikan kesan positifnya soal dialog besutan tim Sipakaraja. Menurutnya, gerakan lingkungan membutuhkan keterlibatan berbagai komunitas agar giat itu berkelanjutan.

“Kolaborasi ini membuka peluang besar. Komunitas literasi dan lingkungan punya peran vital dalam mengajak masyarakat berubah. Kami siap terlibat lebih jauh dalam inisiatif yang tumbuh dari forum ini,” kata dia.

GLI 5
Dialog lintas sektor di Perpusatakaan Gowa. (Istimewa)

Gayung bersambut, Ketua Pelaksana GROW tim Sipakaraja, Andi Imran Mubarak menegaskan bahwa kedua kegiatan itu menunjukkan kekuatan sinergi antara sekolah, komunitas, dan ruang publik.

“Green Innovation Week bukan hanya kegiatan simbolis. Kami ingin menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan dapat dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja. Dari anak-anak yang belajar mengolah sampah hingga lahirnya komunitas muda pro-ekologi, ini bukti bahwa kolaborasi mampu menghadirkan perubahan,” tutur Imran optimistis.

Bagi dia, rampungnya kegiatan perdana ini membuka awal pekan dengan dampak yang terasa memperkuat kesadaran lingkungan sejak usia dini, mempertemukan para pegiat lintas sektor, serta memantik gerakan ekologis baru di Kabupaten Gowa. Program ini akan berlanjut dengan agenda-agenda berikutnya yang lebih inovatif dan partisipatif demi lingkungan lestari dan berkeadilan.

Editor: AUD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga: