
Jakarta – Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman (AAS) mengakui harga beras premium masih tinggi meski stok beras nasional melimpah. Menurutnya, beras jenis ini memang ditujukan untuk konsumen kelas menengah keatas.
“Premium ini kan beras medium yang kita produksi, beras medium yang kalau premium itu memang didesain itu khusus kalangan menengah keatas,” kata AAS usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu 30 April 2025.
Ia juga menyampaikan bahwa serapan beras dalam negeri oleh Perum Bulog meningkat signifikan menjadi 1,7 juta ton pada periode Januari-April 2025. Angka ini melonjak dari rata-rata serapan hanya sekitar 1,2 juta ton selama lima tahun terakhir.
“Saya ulangi, Januari-April, serapan beras kita 1,7 juta ton. Lima tahun terakhir serapan beras kita 1,2 juta ton,” ujar dia.
Selain beras, AAS sebelumnya telah menyebut jika produk jagung akan mencapai puncak panen pada Mei 2025. Saat itu tiba, ia mengaku bakal fokus menyerap hasil panen jagung.
“Kelihatan produksi jagung kita cukup baik sehingga kita harus persiapkan serap kedepan,” tandas dia.
Sebagai informasi, selama periode 31 Maret hingga 30 April 2025, harga beras premium mengalami kenaikan signifikan di berbagai provinsi Indonesia. Mengutip situs panelharga.badanpangan.go.id, kenaikan tertinggi tercatat di Papua Pegunungan, dengan harga mencapai Rp25.000 per kilogram, yang berarti meningkat sebesar 58,23 persen.
Sementara itu, di provinsi lain seperti Papua Barat juga mengalami kenaikan mencolok sekitar 16,85 persen, sedangkan Papua Tengah 16,56 persen dan Kalimantan Tengah 13,49 persen.
Editor: (AUD)