Ini Sederet Calon Pengganti Paus Fransiskus, Ada dari Asia Dekat RI

Paus Fransiskus berpulang, kini sudah ada nama-nama calon pengganti. (Istimewa)

Jakarta – Kepergian Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025, menandai awal babak baru bagi Gereja Katolik. Wafatnya pemimpin tertinggi umat Katolik dunia itu langsung memunculkan spekulasi soal siapa sosok penggantinya.

Dalam beberapa waktu mendatang, para Kardinal akan berkumpul di Vatikan untuk menggelar konklaf ‘pertemuan para Kardinal Gereja Katolik dunia yang dilakukan secara tertutup untuk memilih seorang Paus’. Pemungutan suara secara rahasia di Kapel Sistina akan dilakukan oleh para Kardinal yang berusia di bawah 80 tahun, dan seorang paus baru akan dipilih jika mencapai dukungan dua pertiga suara.

“Pemilihan ini tidak hanya menamakan pemimpin berikutnya, tetapi juga menentukan masa depan Gereja,” tulis Michelle Dillon, dekan College of Liberal Arts di University of New Hampshire, dilansir Newsweek.

Bila tidak tercapai, pemungutan suara akan terus berlangsung hingga muncul sosok yang disepakati. Tanda bahwa paus baru telah terpilih akan diumumkan lewat asap putih yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina.

Sejumlah nama mulai mencuat dan dinilai sebagai kandidat potensial dalam pemilihan Paus yang baru. Beberapa di antaranya berasal dari Asia dan Afrika, yang jika terpilih akan mencetak sejarah baru dalam kepemimpinan Gereja Katolik.

1. Peter Turkson (Ghana)

Kardinal Peter Turkson dikenal sebagai salah satu pemimpin gereja dari Afrika yang paling energetik dan dihormati di kancah internasional.

Mantan Uskup Agung Cape Coast berusia 76 tahun itu ditunjuk sebagai Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada 2003 dan memainkan peranan penting di era Paus Fransiskus sebagai kepala Dewan Pontifikal untuk Keadilan dan Perdamaian.

Turkson dikenal di lingkaran gereja sebagai pembela respons perubahan iklim, kemiskinan, dan keadilan ekonomi. Ia ditugaskan Paus Fransiskus sebagai duta perdamaian untuk Sudan Selatan.

Jika terpilih, Turkson akan menjadi Paus berkulit hitam pertama dan menjadi langkah bersejarah yang akan semakin mengeratkan jalinan antara Gereja Katolik dan Afrika.

2. Luis Antonio Tagle (Filipina)

Seorang calon kuat lainnya adalah Luis Antonio Tagle, mantan Uskup Agung Manila yang kerap dijuluki “Fransiskus dari Asia”.

Kardinal berusia 67 tahun itu kini bertugas sebagai Prefek Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa. Dikenal sebagai kardinal yang liberal, Tagle senantiasa membela keadilan sosial dan inklusivitas serta kasih bagi kaum papa dan terpinggirkan.

Jika terpilih, Tagle akan menjadi Paus pertama dari Benua Asia, sebuah titik baru dalam sejarah Gereja Katolik.

3. Pietro Parolin (Italia)

Kardinal Pietro Parolin bertugas sebagai Kardinal Sekretaris Negara di bawah Paus Fransiskus sejak 2013. Ia berperan besar dalam negosiasi antara Vatikan dengan pemerintah China dan negara-negara Timur Tengah.

Sebagai salah satu pejabat yang paling berpengalaman di Vatikan, Kardinal berusia 70 tahun itu juga telah bertugas di Dewan Kardinal sejak 2014.

Parolin dikenal sebagai seorang yang terus membela respons perubahan iklim, kemiskinan, dan keadilan ekonomi.

4. Peter Erdo (Hongaria)

Seorang kardinal dari Hongaria, Erdo merupakan Uskup Agung Esztergom-Budapest sejak 2003.

Apabila terpilih, Erdo akan menjadi paus kedua yang berasal dari bekas negara komunis Eropa setelah Paus Yohanes Paulus II dari Polandia.

Selain keempat kardinal di atas, calon-calon lain yang berpotensi menjadi Paus adalah Robert Sarah dari Guinea, Matteo Zuppi dari Italia, dan Mario Grech dari Malta.

Editor: AUD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga: