Lagi, Wartawan Asal Palu Sulteng Tewas di Jakarta, Kuasa Hukum Duga Korban Dibunuh

Ucapan belasungkawa atas berpulangnya Situr Wijaya. (Istimewa)

Jakarta – Wartawan media online bernama Situr Wijaya (33) asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) ditemukan tewas di salah satu kamar hotel di Jakarta, Jumat, 4 April 2025. Kuasa hukumnya menduga kematian Situr bukan disebabkan hal alamiah, melainkan akibat kekerasan yang berujung pada dugaan pembunuhan.

“Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya, tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,” kata Rogate Oktoberius Halawa, kuasa hukum keluarga Situr Wijaya, dilansir Antara, Senin (7/4).

Hal tersebut termuat dalam Laporan Polisi nomor LP/B/2261/IV/2025/SPKT/Polda Metro Jaya. Dugaan pembunuhan mencuat usai ditemukan kejanggalan pada jasad korban berupa luka lebam.

“Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang,” ujar Rogate.

Polisi Klaim Situr Wijaya Diduga Meninggal karena Sakit

Sementara itu, Polisi menyatakan telah menerima hasil sementara autopsi jenazah Situr dan mengklaim penyebab kematian sementara diduga karena sakit. Meski demikian, proses penyelidikan atas kematiannya tetap berjalan.

“Berdasarkan hasil autopsi sementara, terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru (dugaan dokter yaitu penyakit TBC),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya, Ahad (6/4).

Meski begitu, Ade Ary menjelaskan hasil autopsi yang dilakukan terhadap korban masih bersifat sementara. Ia menegaskan bahwa untuk memastikan secara akurat penyebab kematian, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan.

“Namun guna memastikannya, masih harus menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” ungkap dia.

Berdasarkan hasil autopsi, kata Ade Ary paru-paru bagian kanan korban ditemukan mengalami perlengketan hebat. Kondisi ini terjadi hampir di seluruh permukaan paru hingga menempel ke dinding dada.

“Paru kanan terdapat perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya ke dinding dada (tanda adanya infeksi paru). Kemudian terdapat massa dugaan infeksi pada paru kanan bagian atas, serta adanya pembendungan pada hampir seluruh organ-organ tubuh,” tutur Ade Ary.

Luka Lecet di Bibir Diduga Benturan dengan Lantai

Sementara itu, Ade Ary mengungkap hasil autopsi luar terhadap jenazah Situr menunjukkan adanya luka lecet di bagian bibir. Ia mengklaim luka tersebut disebabkan oleh benturan dengan lantai.

“Luka lecet pada bibir akibat kekerasan tumpul (diduga karena jatuh membentur lantai),” jelas dia.

Sebelumnya, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu menyatakan menunggu hasil otopsi dari pihak kepolisian terkait penyebab meninggalnya jurnalis asal Palu, Situr di Jakarta, Jumat (4/4). Keduanya mendorong proses penyelidikan berjalan transparan dan sesuai prosedur hukum.

Dua organisasi profesi menyatakan akan melakukan pendampingan hukum atas kasus kematian mendadak Situr. “Dalam kesempatan ini juga kami perlu klarifikasi bahwa kami fokus mengupayakan pemulangan jenazah almarhum dikebumikan di kampung istrinya,” kata Heru, anggota PWI Sulteng usai pemakaman almarhum di Desa Bangga, Kabupaten Sigi, Ahad (7/4).

“Sampai saat ini pihak keluarga belum pernah menunjuk ataupun memberi kuasa kepada siapapun dalam penanganan perkara kematian almarhum,” lanjut dia.

Heru menyampaikan bahwa istri almarhum bersedia menutup seluruh proses apabila kematian suaminya disebabkan oleh faktor medis. Namun, jika ditemukan unsur pelanggaran hukum, ia memastikan akan menindaklanjuti perkara itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Istri almarhum berpesan bahwa jika nanti kemudian hasil otopsi itu ternyata adalah penyebabnya medis, maka seluruh proses ini kami tutup. Tetapi jika ditemukan hal-hal yang melanggar hukum kami akan tindaklanjuti,” tegas Heru.

Diketahui, Situr Wijaya merupakan editor sekaligus pemimpin redaksi portal berita Insulteng.id. Hingga kini, belum diketahui secara pasti tujuan keberangkatan Situr ke Jakarta.

Peristiwa tewasnya Situr terjadi hanya berselang beberapa hari setelah pembunuhan terhadap jurnalis muda Kalimantan Selatan, almarhumah Juwita (23) (reporter) di Newsway yang ditemukan tak bernyawa pada 22 Maret 2025 setelah dibunuh oleh anggota TNI AL bernama Jumran.

Editor: Agus Umar Dani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga: