Oleh : Muh Rachmat Hidayat
Opini – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah organisasi yang lahir dari rahim persyarikatan Muhammadiyah dengan misi utama membentuk kader yang intelektual, religius, dan humanis. Di tengah dinamika kehidupan mahasiswa dan masyarakat, kader-kader IMM selalu hadir sebagai kekuatan moral dan intelektual yang berusaha menjawab persoalan zaman dengan spirit humanisasi, liberasi, dan transendensi. Kota Makassar sebagai salah satu pusat pergerakan mahasiswa di Indonesia, tentu menempatkan IMM pada posisi yang sangat strategis dalam mencetak kader berkemajuan.
Ke depan, IMM bakal menghadapi tantangan yang lebih kompleks, termasuk kemajuan teknologi digital. Di satu sisi, era digitalisasi membawa peluang besar untuk memperluas jaringan, memperkuat literasi, serta membangun gagasan yang progresif. Namun di sisi lain, arus globalisasi dan degradasi moral menjadi ancaman nyata yang harus diantisipasi.
Sangat tak elok jika kader-kader IMM hanya tampil sebagai penonton, harus menjadi pemain utama dalam arus perubahan sosial, budaya, hingga politik. Harapan terbesar tentu adalah agar IMM Kota Makassar mampu menjawab tantangan zaman dengan menjadikan kadernya sebagai insan cendekia, religius, dan berkarakter. Kader IMM harus tampil sebagai mahasiswa yang kritis terhadap ketidakadilan, peka terhadap realitas sosial, namun tetap menjunjung tinggi nilai keislaman dan keindonesiaan.
Di tengah dinamika kehidupan mahasiswa dan masyarakat, IMM selalu hadir sebagai kekuatan moral dan intelektual yang berusaha menjawab persoalan zaman dengan spirit humanisasi, liberasi, dan transendensi. Kota Makassar sebagai salah satu pusat pergerakan mahasiswa di Indonesia, tentu menempatkan IMM Kota Makassar pada posisi yang sangat strategis dalam mencetak kader berkemajuan.
Harapan besar untuk IMM Kota Makassar ke depan adalah lahirnya kepemimpinan yang visioner. Pemimpin visioner adalah mereka yang tidak hanya sibuk mengurus persoalan internal, tetapi juga mampu membaca arah perubahan zaman dan menyiapkan strategi untuk menjawab tantangan ke depan.
Pemimpin IMM harus berani membawa IMM keluar dari zona nyaman, menembus batas kampus, dan meletakkan IMM sebagai motor penggerak peradaban di Kota Makassar. Menyalakan obor peradaban berarti melahirkan pemimpin-pemimpin yang tidak hanya memikirkan masa kini, tetapi juga menyiapkan masa depan. IMM Kota Makassar diharapkan mampu menghadirkan kepemimpinan yang berbasis nilai, berkarakter intelektual dan moral, kolektif-kolegial, membumi dalam gerakan, serta visioner dalam langkah.
Dengan kepemimpinan demikian, IMM Kota Makassar tidak hanya menjadi organisasi mahasiswa biasa, tetapi menjadi cahaya perubahan, pusat lahirnya gagasan progresif, sekaligus penjaga nilai-nilai Islam berkemajuan.
Harapan besar itu kini berada di tangan para pemimpin dan kader IMM, untuk terus menyalakan obor peradaban bagi umat, bangsa, dan dunia.
Penulis adalah kader IMM Fakultas Ilmu Pendidikan UNM.
Editor: AUD