Pemprov Sulawesi Tenggara Tetapkan Status Siaga Bencana Usai Gempa di Kolaka Timur dan Banjir di Kendari

Kolase foto banjir di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (27/1/2025) dan kondisi tembok rumah warga di Kabupaten Kolaka Timur, Sultra, roboh usai gempa pada Minggu (26/1/2025). (Istimewa)

Sulawesi Tenggara – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menetapkan status siaga bencana untuk wilayah Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka Timur, per hari ini, Kamis (30/1/2025).

Penetapan status siaga bencana tersebut setelah bencana alam gempa bumi melanda Kabupaten Kolaka Timur sejak Jumat (24/1/2025) lalu, hingga hari ini. Dengan total gempa susulan mencapai 200 kali, 18 di antaranya dirasakan langsung oleh masyarakat.

Akibat gempa yang berpusat di Lalolea tersebut sekiranya menyebabkan 44 rumah warga alami retak, salah satu di antaranya bahkan tembok rumanya sampai roboh. Termasuk rumah sakit, puskesmas hingga rumah jabatan camat di Kolaka Timur juga retak.

Warga yang ketakutan tidur di rumah juga sampai mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu Pemerintah Daerah Kolaka Timur juga mengeluarkan Surat Edaran libur sementara sekolah-sekolah di Koltim mulai hari ini hingga waktu yang belum ditentukan dan akan menyesuaikan kondisi di lapangan.

Sementara Kota Kendari dilanda bencana banjir setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur beberapa jam, pada Senin (27/1/2025). Puluhan rumah terdampak banjir yang menyisakan lumpur tersebut. Sejumlah warga juga sampai mengungsi ke kantor camat.

Sekretaris Daerah atau Sekda Sultra, Asrun Lio mengatakan Pemprov mengadakan rapat koordinasi untuk membahas penanganan lebih lanjut kedua wilayah yang terdampak bencana alam tersebut. Pemprov Sultra juga tengah mempertimbangkan untuk menetapkan status siaga bencana di tingkat provinsi.

Hal itu dilakukan agar pemerintah bisa lebih leluasa dalam mengerahkan sumber daya dan bantuan ke daerah yang membutuhkan.

“Hari ini Koltim akan rapat untuk melakukan assesmen dan menaikkan status tanggap darurat karena masih dirasakan goncangan di sana untuk gempa,” kata Asrun dalam rapat koordinasi.

Sementara di Kendari, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan banjir di sejumlah titik, mengganggu aktivitas warga dan menimbulkan dampak pada infrastruktur, sehingga pemerintah kota memutuskan untuk menetapkan status siaga bencana agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi.

Selain itu, Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, mengatakan dengan status siaga bencana yang telah ditetapkan, pemerintah daerah di Kolaka Timur dan Kendari diharapkan bisa segera melakukan langkah-langkah mitigasi yang lebih intensif.

Di antaranya melaporkan setiap kejadian luar biasa secara berjenjang dari tingkat kabupaten dan kota ke provinsi, lalu diteruskan ke pemerintah pusat.

“Laporan yang berjenjang ini diharapkan agar koordinasi dan respons dalam penanganan bencana bisa lebih cepat dan efektif,” tuturnya.

Masyarakat juga diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang demi mengurangi risiko yang lebih besar selama masa siaga bencana.(*)

Editor: Amin Natsir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga: