
Bantaeng – Seorang warga di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Ade Sulmi Indrajat mengeluhkan parkir liar kendaraan di bahu jalan Pantai Seruni. Ia menganggap fenomena yang marak terjadi itu mengganggu mobilitas warga yang sedang berolahraga, khususnya jogging alias lari santai.
“Beberapa hari terakhir saya lumayan rutin jogging di Kawasan Pantai Seruni. Namun, akhir-akhir ini, apalagi diakhir pekan, jalanan di sisi barat Pantai Seruni selalu mengundang kekhawatiran dan ketakutan saya. Bagaimana tidak, jalanan di sisi barat ini sudah sangat sempit spacenya karena diisi oleh tiga hal. Pertama adalah kendaraan yang lewat, kedua adalah para pelari dan pejalan kaki, dan yang ketiga adalah mobil-mobil yang parkir di sepanjang badan jalan,” tulis Ade di postingan Facebook pribadinya, Sabtu, 1 Februari 2025.
Dari tiga hal itu, Ade hanya menyayangkan parkir liar di sepanjang bahu jalan Pantai Seruni. Sebab, selain rambu-rambu lalu lintas berupa larangan parkir di sepanjang jalan terpampang jelas, hal itu juga mempersempit ruas jalan.
“Hal yang pertama dan kedua adalah hal yang lumrah, wajar dan memang sesuai peruntukannya. Namun hal yang ketiga ini, yakni mobil-mobil yang parkir di sepanjang jalan, adalah hal yang semakin lama saya lihat semakin tak terkendali dan membuat jalanan menjadi sempit. Tanda larangan parkir yang terpasang di jalanan seolah hanya jadi “belo-belo” (formalitas) saja,” jelas Ade.
Ia sendiri menyadari keluhannya itu berpotensi tak mendapat respons dari pihak berwenang. Karena itulah ia menyebarkan informasi tersebut di sosial media agar dapat dilihat oleh khalayak umum dan tersebar lebih cepat. Ade khawatir kalau-kalau nanti ada insiden barulah pemerintah memberi atensi.
“Maka dari itu teman-teman sekalian, khususnya di Bantaeng, mohon bantu share ke para pimpinan yang bertanggung jawab mengurusi hal ini. Sudah seringkali saya melihat para pejalan kaki dan pelari saling mendahului begitu tipis dengan mobil dan motor yang lewat,” tandas dia. (Habib)
Editor: Agus Umar Dani