
Bantaeng – Sejumlah warga di Kelurahan Onto, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), geger usai menemukan mayat bayi laki-laki yang telah meninggal dalam karung, Jumat, 21 Februari 2025. Warga lalu melaporkan hal itu kepada aparat desa.
Aparat desa lalu menyampaikan hal itu kepada pihak kepolisian agar dilakukan investigasi. Namun hingga kini polisi masih menyelidiki orang tua atau pelaku yang tega membuang bayinya itu.
Meski begitu, dugaan sementara polisi menyebut bayi yang sudah tak bernyawa itu adalah hasil aborsi.
“Benar, ada penemuan bayi jenis kelamin laki-laki sewaktu ditemukan warga sudah dalam kondisi tidak bernyawa lagi di kawasan kebun milik warga. Kini masih tahap lidik,” kata Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bantaeng, Haerul Ihsan saat dikonfirmasi Portaltimur.id, Ahad 23 Februari 2025.
Sebelumnya, bayi malang itu ditemukan oleh warga berinisial HA di kebun, Bonto Raja, Kelurahan Onto. Berdasarkan koordinasi dengan pihak medis, Haerul menyebut hasilnya memang menunjukkan tanda-tanda aborsi. Namun karena kasusnya masih tahap lidik, Haerul enggan berspekulasi lebih.
“Diperkirakan oleh dokter bayi tersebut dilahirkan secara paksa (aborsi) dan diperkirakan lahir satu jam sebelum ditemukan, soal dugaan lain nanti pimpinan yang bisa menjawab kalau itu,” ujar dia.
Usai ditemukan dan menjalani pemeriksaan, kata Haerul, bayi itu langsung dimakamkan oleh warga setempat.
“Jasad bayi sudah dimakan pada hari saat ditemukan sebelum salat Jumat disaksikan langsung Dinas Sosial, selanjutnya kami bersama pemerintah setempat, babinkamtibmas dan babinsa akan kita gali informasi lebih lanjut dan belum diketahui siapa orang tua dari bayi tersebut,” ungkap dia.
Terpisah, Lurah Onto, Idhan Fajar meyakini bahwa pelaku yang tega membuang bayinya itu bukan bagian dari warganya.
“Untuk pelaku yang membuang jasad bayi itu, saya sudah mencari informasi di beberapa warga di Kelurahan Onto dan belum mendapatkan informasi yang valid dan saya menduga itu pelakunya bukan warga Kelurahan Onto,” kata Idhan.
Sementara itu, salah satu legislator Bantaeng asal Onto, Suardi Sr turut prihatin dengan kejadian itu. Ia mengajak masyarakat agar mengatensi hal itu dan tidak menganggapnya sebagai hal biasa.
“Fenomena seperti ini sering kita jumpai tapi tidak boleh dianggap sepele dan biasa saja. Ini berkaitan dengan masa depan generasi kita,” kata Suardi saat dikonfirmasi via WhatsApp, Ahad, 25 Februari 2025.
Suardi sendiri membidangi Komisi A DPRD Bantaeng, salah satu mitranya adalah Dinas Pendidikan. Menurutnya, salah satu upaya untuk meminimalisir hal itu adalah memberikan pemahaman yang tepat kepada generasi muda.
“Kita tidak tahu pasti apa motifnya, tapi ada kaitannya dengan kualitas pendidikan kita, baik di sekolah, rumah dan lingkungan setempat. Ketiganya ini harus bersinergi dalam pendidikan anak-anak muda kita. Semoga hal ini tak terjadi lagi di wilayah kita, dan Bantaeng pada umumnya,” tutur dia.
Editor: Agus Umar Dani