‎Ramadan Berbagi SIT Ibnu Sina Makassar, Salurkan Sembako Bagi Warga Tak Mampu

SIT Ibnu Sina Makassar menyalurkan sembako bagi sejumlah warga kurang mampu. (Istimewa)

‎Makassar – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ibnu Sina Makassar menyalurkan bantuan paket sembako kepada sejumlah warga kurang mampu di Gedung SIT Ibnu Sina Makassar, Jumat, 21 Maret 2025. Setelah pembagian paket, kegiatan dilanjutkan dengan buka puasa bersama yang melibatkan pimpinan dan tenaga pendidik SIT Ibnu Sina.

Sebelumnya, SIT Ibnu Sina telah menggelar Tarhib Ramadan, Pesantren dan Festival Ramadan, dan Buka Puasa Bersama Siswa-siswi SIT Ibnu Sina yang menghadirkan Icuk Rifai Al-Azhari, Juara Satu Aksi Indonesia 2023. Sementara program terakhir yang baru saja digelar ini adalah Ramadan Berbagi.

Tak hanya sembako, sejumlah paket iftar juga dibagikan kepada pengendara yang melintas di depan Gedung SIT Ibnu Sina, Jalan Pongtiku Makassar.

‎Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Amal Jariyah Ibnu Sina Makassar, Irmawati Tahir menyebut sejumlah program positif SIT Ibnu Sina Makassar adalah upaya untuk meraih keberkahan Ramadan. Selain itu, juga memberikan ruang kepada stakeholder SIT Ibnu Sina mempersiapkan bekal akhirat.

‎”Yang menjadi amal pembeda kita dengan sahabat Rasulullah dalam meraih surga adalah mereka dengan amalan yang sungguh-sungguh dan bisa dibanggakan. Contoh seperti Bilal bin Rabah yang rela terik matahari dan ditindih batu besar demi mempertahankan tauhidnya. Sedangkan kita adalah amalan yang biasa-biasa saja,” tutur Irmawati.

Tak lupa, ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh tenaga pendidik SIT Ibnu Sina Makassar, yang tetap semangat dan antusias melakoni profesi mereka selama Ramadan.

‎”Marilah pejuang pendidikan kita beribadah dengan sungguh-sungguh dan sama-sama meraih surga Allah SWT agar dapat bertemu dan reuni di surga kelak nanti,” kata Irmawati.

‎Sebelum berbuka puasa, program Ramadan Berbagi dirangkaikan dengan penyampaian pesan agama yang dibawakan oleh Syahid, salah satu tenaga pendidik SIT Ibnu Sina Makassar. Dalam ceramahnya, Syadih menyebut momentum 10 hari terakhir Ramadan adalah waktu yang tepat meningkatkan amalan dan memacu diri agar dapat meraih malam kemuliaan dan ampunan dari Allah.‎

‎”Ada beragam nikmat yang patut disyukuri sebagai seorang hamba, momentum di 10 hari terakhir ramadhan ini kita mengevaluasi iman dan ketakwaan agar menjadi hamba yang paripurna,” kata dia.

Editor: Agus Umar Dani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga: